Selama tujuh tahun terakhir, banyak istilah dalam percakapan media sosial yang dianggap populer. Mulai dari cebong, kampret, buzerp dan kadrun.
Selama tujuh tahun terakhir pula, Drone Emprit merekam percakapan yang mengandung panggilan-panggilan tersebut. Terhitung sejak 1 Juli 2015 sampai sekarang terkumpul 14 juta lebih percakapan dengan sebutan tersebut di Twitter.
Dalam data yang dikeluarkan Ismail Fahmi diketahui panggilan cebong dan kampret tertinggi terjadi pada April 2019, tepatnya saat Pemilihan Presiden.
Cebong merupakan istilah yang diberikan kepada para pendukung Jokowi (Joko Widodo). Selama ini istilah "cebong" dianggap terinspirasi oleh kodok yang dilepas Jokowi di kolam Istana Bogor pada 3 Januari 2016, meskipun sebelumnya istilah itu disebut sudah digunakan.
Menurut penelitian yang dibuat Ismail Fahmi melalui Drone Emprit diketahui ada lima top influencer yang paling populer dalam penyebutan cebong. Mereka adalah @RestyCayah, @TanYoana, @RajaPurwa, @anonLokal dan @ekowBoy.
Sementara itu, tren kampret merupakan balasan atas panggilan cebong. Sebutan kampret dipakai untuk pendukung Prabowo selain juga istilah yang banyak digunakan akun-aun K-Pop.
Top 5 influencer akun yang sering menyebut kampret yakni @ch_chotimah, @Dennysiregar7, @laskar_minang, @TheArieAir dan @p3nj3l4j4h.
Selain itu, muncul lagi istilah baru yakni 'kadrun' alias Kadal Gurun untuk merujuk ke klaste kontra dari pendukung Jokowi.
Dalam penelusurannya, Ismail menjelaskan istilah kardun merujuk pada pendukung Prabowo.
Ismail menyebut istilah kadrun pertama kali bukan dibuat oleh @DennySiregar7 melainkan oleh @kebo_mangkrak dan @Manuputty1101 pada Januari 2018 kemudian istilah tersebut banyak digunakan @SiharMHSitorus.
Pasca Pilpres 2019, istilah Kadrun masih kuat dipergunakan oleh kluster pendukung Jokowi.
Lima influencer yang aktif menggunakan istilah kadrun yakni @DennySiregar7, @ChusnulCh_ @ch_chotImah, @AnakKolong_ dan @Chandraasmara85. Selain itu, Ismail dalam Thread-nya di Twitter juga mengungkap 60 akun influencer yang kerap menggunakan istilah kardun.
"Total terdapat 354 ribu lebih akun yang aktif dalam percakapan me-mention 'kardun'. Akun dengan follower 0-3 sebanyak 123,74 persen. Ada 45 akun dengan follower1 juta lebih," sebut Ismail.
Satu istilah populer lainnya di media sosial yakni buzzerp. Istilah ini dipopulerkan pertama kali oleh @Dandhy_Laksono dan @HokGie pada 2 Agustus 2019 untuk menyoroti serangan buzzer terhadap sexy killers.
Setahun terakhir, istilah buzzerp kemudian memiliki turunan variasi yakni 'buzzerRp'. Mereka yang menggunakan istilah baru itu disebut Ismail berasal dari kalangan oposisi dan aktivis.
Mereka yang kerap disebut sebagai buzzerRp adalah yang dianggap sebagai buzzer bayaran. Akun yang banyak mendapat respon ketika me-mention buzzerRp adalah @msaid_didu, @podoradong, @Dandhy_Laksono, @@RamliRizal dan @PutraWadapi.
"Tradisi penyebutan kelompok netizen dengan nama tertentu ini dimulai oleh panggilan 'cebong' dari pendukung Prabowo terhadap para pendukung Jokowi sejak Agustus 2015."
Dalam periode satu tahun terakhir,atau pasca Pilpres yakni sejak Januari 2021 hingga April 2021, tradisi saling menyebut kelompok netizen dengan panggilan di atas masih terus berlangsung. Polarisasi yang dilabeli dengan nama-nama ini terus berjalan dan seolah dipelihara.
"Semakin sering panggilan-panggilan ini disebutkan, semakin polarisasi jadi besar dan terus terjaga. Berdasarkan data 1 tahun terakhir, penyebutan 'kadrun' yang paling besar kontribusinya."
"Pasca pilpres sebutan 'kadrun' yang paling sering dilakukan (54%). Sisanya dibagi untuk sebutan 'kampret', 'buzzeRp', 'buzzerRp', dan 'cebong'," sebut Ismail dalam kesimpulan penelitiannya.
(ttj/mik)Ahli Beberkan 'Panas' Cebong-Kampret dan Influencer Populer di Twitter - CNN Indonesia
Read More
No comments:
Post a Comment