Rechercher dans ce blog

Friday, May 13, 2022

[POPULER SAINS] Erupsi Gunung Anak Krakatau Berpotensi Tsunami | Ribuan Sapi Terinfeksi Penyakit Mulut | Hepatitis Akut di 20 Negara - Kompas.com - KOMPAS.com

KOMPAS.com - Pakar menyebut bahwa dampak erupsi Gunung Anak Krakatau dapat berpotensi menyebabkan tsunami. Informasi ini menjadi salah satu berita populer Sains sepanjang Kamis (12/5/2022).

Melihat potensi tsunami Selat Sunda akibat dampak erupsi Gunung Anak Krakatau ini, masyarakat sekitar diimbau waspada.

Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) menginfeksi ribuan sapi di Jawa Timur. Hal ini memberikan kekhawatiran terhadap banyak peternak di Indonesia.

Sedikitnya, ada 1.247 ternak yang terserang penyakit tersebut. Penyakit Mulut dan Kuku pada hewan ternak ini begitu cepat menular.

Berita populer Sains berikutnya, tentang kasus hepatitis akut misterius yang kini telah dilaporkan di 20 negara di dunia.

Bahkan, kasus hepatitis akut misterius pada anak ini terbanyak ditemukan di Inggris dan Amerika Serikat. Amerika Serikat mengumumkan lebih dari 100 kasus secara nasional, dengan lima anak di antaranya meninggal dunia karena virus.

Mengapa air laut asin, menjadi salah satu berita populer Sains lainnya yang banyak dibaca sepanjang Kamis (12/5/2022).

Berikut ini, beberapa rangkuman berita populer Sains sepanjang Kamis hingga Jumat (13/5/2022) pagi ini.

Kepala Pusat Riset Teknologi Hidrodinamika (PRTH) - BRIN, Widjo Kongko mengatakan berdasarkan data serta hasil pengamatan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) - Badan Geologi, terdapat peningkatkan aktivitas Gunung Anak Krakatau dari waspada level 2 ke siaga level 3.

“Ini menunjukkan adanya potensi ke arah erupsi (Gunung Anak Krakatau) dan dapat berpotensi menimbulkan tsunami,” ujar Widjo dilansir dari laman resmi BRIN, Rabu (11/5/2022).

Berkaitan dengan perkiraan besar kecilnya dampak tsunami, Widjo menyampaikan hal ini bergantung dari pemicu sumbernya, yakni seberapa besar aktivitas erupsi Gunung Anak Krakatau.

Terkait kemungkinan dampak tsunami yang berpotensi terjadi akibat erupsi gunung ini, hingga kini, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) bersama PVMBG Badan Geologi terus memonitor perkembangan aktivitas Gunung Anak Krakatau, dan muka air laut di Selat Sunda.

Dipaparkan pakar tsunami yang tergabung dalam anggota Ikatan Ahli Tsunami Indonesia (IATSI) itu, bahwa sejauh ini pemerintah telah berupaya untuk membuat program mitigasi tsunami dari tingkat hulu hingga hilir.

Dalam upaya mitigasi potensi tsunami dari erupsi Gunung Anak Krakatau, korban tsunami masih tetap ada seperti dampak erupsi gunung ini yang pernah terjadi di Selat Sunda di akhir tahun 2018.

Selengkapnya berita populer Sains tentang dampak erupsi Gunung Anak Krakatau yang berpotensi sebabkan tsunami Selat Sunda, dapat dibaca di sini.

Baca juga: Pakar Sebut Dampak Erupsi Gunung Anak Krakatau Berpotensi Sebabkan Tsunami, Ini Upaya Mitigasinya

Ribuan sapi terinfeksi penyakit mulut dan kuku

Dalam sepekan terakhir, ribuan sapi di Jawa Timur dilaporkan terinfeksi Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).

Penyakit Mulut dan Kuku adalah penyakit hewan yang cepat menular menyerang hewan berkuku belah (cloven hoop), seperti sapi, kerbau, domba, kambing, babi, rusa atau kijang, unta dan gajah.

PMK adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengan genus Aphthovirus dari famili Picornaviridae.

Sama halnya dengan penamaan penyakit yang diberikan, ciri-ciri khas infeksi Penyakit Mulut dan Kuku ini lebih banyak menimbulkan gejala-gejala penyakit di sekitar mulut dan kuku hewan tersebut.

Hewan yang sakit akibat infeksi virus PMK memperlihatkan gejala klinis yang patogonomik berupa lepuh atau lesi pada mulut dan pada seluruh teracak kaki.

Hal ini tampak pada ribuan sapi terinfeksi PMK di Jawa Timur. PMK ini dapat didiagnosa dengan sampel jaringan dari vesikel (sariawan), sampel darah dan sampel cairan kerongkongan.

Diagnosa laboratorium bisa dilakukan di BBVet Wates dengan metode ELISA. PMK merupakan penyakit pada hewan yang tidak bersifat zoonosis, atau tidak menular kepada manusia.

Berita populer Sains tentang penyakit Mulut dan Kuku yang menginfeksi ribuan sapi di Jawa Timur ini, dapat dibaca selengkapnya di sini.

Baca juga: Ribuan Sapi di Jawa Timur Terinfeksi Penyakit Mulut dan Kuku, Apa Itu?

Dalam rilis resmi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang dikeluarkan pada 10 Mei 2022, terbaru Amerika Serikat mengumumkan lebih dari 100 kasus secara nasional, dengan lima anak di antaranya meninggal dunia karena virus.

Adapun terdapat 348 kasus kemungkinan yang memenuhi definisi dan 70 kasus tambahan tengah menunggu klasifikasi. Kasus-kasus tambahan belum menyelesaikan tes hepatitis A, B, C, D, dan E, serta proses negara yang mungkin memerlukan waktu.

“Secara keseluruhan, ada 20 negara yang mungkin melaporkan kasus dan kemudian 13 tambahan di mana kasus lain yang sedang berlangsung ini tengah diselidiki,” tulis WHO.

Dikutip dari Global News, Inggris memimpin dengan kasus terbanyak sekitar 163 kasus hepatitis akut yang menyerang anak-anak.

Di Amerika Serikat, kasus hepatitis akut misterius telah dilaporkan sejak Oktober tahun lalu, dengan 109 kasus.

Sementara di Inggris Raya, terdapat 163 kasus hepatitis akut misterius pada anak, yang ditemukan selama periode 21 Januari-3 Mei 2022.

Kasus hepatitis akut anak ini pun juga dilaporkan Spanyol, Israel, Denmark, Belgia, Belanda, Norwegia hingga Italia.

Selengkapnya berita populer Sains tentang kasus hepatitis akut misterius anak di 20 negara dapat disimak di sini.

Baca juga: Kasus Hepatitis Akut Misterius Kini di 20 Negara, Terbanyak di Inggris dan AS

Mengapa air laut asin?

Lautan menutupi sekitar 70 persen dari permukaan Planet Bumi. Tak hanya itu, sekitar 97 persen dari semua air di dalam dan di Bumi adalah air asin.

Menurut sejumlah perkiraan, jika garam di laut dapat dihilangkan dan disebarkan secara merata di permukaan Bumi, ia akan membentuk lapisan setebal lebih dari 166 meter atau setinggi gedung 40 lantai.

Namun, kenapa air laut asin?

Dilansir dari U.S. Geological Survey (USGS), hujan yang jatuh di daratan mengandung beberapa karbon dioksida terlarut dari udara sekitarnya. Hal ini menyebabkan air hujan menjadi sedikit asam karena adanya kandungan asam karbonat.

Hujan secara fisik mengikis batuan, sementara asam secara kimiawi memecah batuan dan membawa garam serta mineral bersama dalam keadaan terlarut sebagai ion.

Ion-ion di limpasan tersebut dibawa ke sungai dan kemudian ke laut. Banyak ion terlarut digunakan oleh organisme laut dan dikeluarkan dari air. Ion lainnya tidak digunakan dan dibiarkan untuk jangka waktu yang lama sehingga konsentrasinya meningkat dari waktu ke waktu.

Lebih lengkap informasi populer Sains tentang mengapa air laut asin, dapat disimak di sini.

Baca juga: Mengapa Air Laut Asin?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Adblock test (Why?)


[POPULER SAINS] Erupsi Gunung Anak Krakatau Berpotensi Tsunami | Ribuan Sapi Terinfeksi Penyakit Mulut | Hepatitis Akut di 20 Negara - Kompas.com - KOMPAS.com
Read More

No comments:

Post a Comment

POPULER HARI INI: Ramalan Zodiak 4 Juli hingga Spoiler Drakor Alchemy of Souls - Pikiran Rakyat Bekasi - Pikiran Rakyat Bekasi

PR BEKASI - Berikut ini beberapa berita populer yang dirangkum untuk pembaca setia Pikiranrakyat-Bekasi.com pada Senin, 4 Juli 2022. Te...