REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Serial horor sci-fi Korea Selatan "The Silent Sea" menjadi acara TV non Inggris yang paling banyak ditonton selama periode satu pekan terakhir di antara konten lain di Netflix. Layanan streaming video global ini mengumumkannya secara resmi, Rabu (5/1/2022).
Dilansir Yonhap News pada Kamis (6/1/2022), drama ini menduduki puncak Netflix untuk program TV non Inggris dengan 47,8 juta jam penayangan selama sepekan dari 27 Desember 2021 sampai 2 Januari 2022. Angka itu melebihi jumlah "The Queen of Flow: Season 2" dengan 29,5 juta jam penayangan dan "Money Heist: Part 5" dengan 26,3 juta jam penayangan.
Capaian ini menandai peningkatan penonton yang luar biasa dalam sepekan karena menempati posisi ketiga dengan 22,2 juta jam minggu sebelumnya. Seri berjumlah delapan bagian ini ditayangkan perdana pada 24 Desember 2021.
“The Silent Sea” adalah serial berbahasa Korea ketiga yang menduduki puncak bagan Netflix untuk acara TV non-Inggris, mengikuti serial sensasi global "Squid Game" yang dirilis pada September dan horor fantasi Yeon Sang-ho "Hellbound" pada November lalu.
Netflix mengatakan, "The Silent Sea" masuk 10 besar dalam kategori di 77 negara selama periode satu minggu dan menduduki puncak daftar di enam negara, termasuk Korea Selatan dan Thailand. Dibintangi oleh Bae Doo-na dan Gong Yoo, Netflix orisinal terbaru ini berlatar di bulan, di mana tim khusus ditugaskan untuk mencari tahu rahasia fasilitas penelitian, Balhae Base.
Seiring dengan meningkatnya kehadiran global film dan serial TV Korea dalam beberapa tahun terakhir, baik itu genre, latar, dan efek visualnya, tetapi fiksi ilmiah tetap belum dimanfaatkan karena anggaran terbatas dan sedikit permintaan untuk cerita berbasis sains tentang robot, pesawat ruang angkasa, atau perjalanan antarbintang.
“The Silent Sea" ini dijuluki sebagai serial TV Korea Selatan pertama yang berlatar luar angkasa. Serial ini didasarkan pada film pendek eponymous 2014 yang disutradarai oleh Choi Hang-yong, yang juga memimpin serial Netflix delapan bagian ini. "Dulu saya berpikir bahwa proyek sci-fi Korea hampir tidak mungkin sebagian besar karena beberapa alasan praktis," kata Bae Doo-na.
Namun, anggapan itu berubah setelah melihat film pendek asli sutradara Choi Hang-yong. Bae berperan sebagai Song Ji-an, seorang ahli astrobiologi yang bergabung dengan tim khusus. Song Ji-an dan tim bertekad untuk mengungkap kebenaran di balik kecelakaan di Pangkalan Balhae. Aktris berusia 42 tahun itu mengatakan “The Silent Sea” merupakan tantangan besar bagi produksi Korea, untuk membuat serial luar angkasa tanpa referensi sutradara, penulis, dan aktor berpengalaman dan anggaran terbatas.
Film sci-fi Jerman-Amerika 2012-nya "Cloud Atlas" didasarkan pada novel terkenal karya penulis Inggris, David Mitchell, dengan anggaran lebih dari 100 juta dolar AS (sekitar Rp 1,4 triliun). Sebagai perbandingan, biaya produksi "The Silent Sea" diperkirakan paling banyak 27 miliar won (sekitar Rp 323 miliar).
"Saya telah menyaksikan bagaimana dunia futuristik digambarkan di Cloud Atlas. Mempertimbangkan perbedaan anggaran, saya skeptis tentang film atau serial fiksi ilmiah berkualitas di Korea,” ujar pemain K-drama “Kingdom” itu.
Meskipun skala yang lebih kecil dari proyek TV luar angkasa pertama di Korea, dia mengatakan puas dengan hasil proses kreatif dari "The Silent Sea”. Menurut dia, K-drama ini menawarkan ketegangan dan sensasi yang cukup untuk memperkaya kisah orang-orang dari Bumi masa depan, yang menderita kekurangan air yang ekstrem. Bae mengatakan terpesona dengan cara cerita ini menciptakan ketegangan dan horor, serta menggambarkan emosi karakter. Hal itu yang membuat dia memutuskan mengambil proyek ini.
'The Silent Sea' Populer di Netflix, Singkirkan Money Heist - Republika Online
Read More
No comments:
Post a Comment