Rechercher dans ce blog

Tuesday, November 9, 2021

[POPULER SAINS] Hyperion, Pohon Tertinggi di Dunia | Arti Efikasi Vaksin Covid-19 Menurun - Kompas.com - KOMPAS.com

KOMPAS.com - Apakah pohon tertinggi di dunia? Ternyata adalah Hyperiuon, tingginya mencapai 115,7 meter dan diperkirakan berusia 600 tahun. Ini menjadi salah satu berita populer Sains.

Penjelasan tentang kenapa ayam cemani seluruh tubuhnya berwarna hitam juga menjadi berita populer lainnya.

Kemudian, penjelasan tentang studi AS yang menyebut efikasi vaksin Covid-19 menurun drastis setelah 6 bulan hingga sisi gelap pluto yang diungkap NASA menjadi berita populer lainnya.

Berikut rangkuman berita populer Sains sepanjang Selasa (9/11/2021) hingga Rabu (10/11/2021) pagi.

Pohon tertinggi di dunia adalah The Hyperion yang memiliki tinggi 115,7 meter. Pohon ini adalah jenis redwoods yang memiliki nama latin Sequoia sempervirens.

Rata-rata pohon redwoods tumbuh setinggi 91 meter.

Dapatkan informasi, inspirasi dan insight di email kamu.
Daftarkan email

Menurut perhitungan, usia The Hyperion masih sangat muda dan masih bisa terus berkembang.

Usia The Hyperion diperkirakan sekitar 600 tahun. Jika dibandingkan dengan usia manusia, usia pohon ini kira-kira baru berusia 20 tahun.

Hal ini mengingat pohon redwoods tercatat bisa hidup sampai 2.000 tahun.

The Hyperion ditemukan pertama kali pada tahun 2006 di Taman Nasional Redwood, California, Amerika Serikat.

Lokasi pasti pohon ini dirahasiakan untuk melindunginya dari orang-orang yang tidak bertanggung jawab yang bisa merusaknya. Contohnya vandalisme atau bahkan menebang pohon tersebut.

Baca selengkapnya di sini:

Hyperion, Pohon Tertinggi di Dunia yang Hampir Ditebang

Kenapa seluruh tubuh ayam cemani hitam?

Ayam cemani, ayam asli Indonesia yang berwarna hitam mulai dari bulu, daging, paruh, jengger, lidah, dan jari kaki, bahkan tulangnya pun hitam.

Berdasarkan penelitian, warna hitam ayam cemani disebabkan oleh fibromelanosis.

Dengan kata lain, ayam cemani telah mengalami hiperpigmentasi kulit.

“Kami memiliki bukti bahwa ini adalah penyusunan ulang yang kompleks di dalam genom,” jelas ahli genetika di Universitas Uppsala di Swedia, Leif Andersson.

Spesies lainnya yang disebut ayam silkie karena bulunya yang lembut seperti bulu, juga memiliki kulit dan jaringan hiperpigmentasi, seperti halnya pada ayam H'Mong hitam Vietnam dan svarthöna asal Swedia.

Lebih lanjut, Andersson mengatakan, semua ayam cemani dapat meniru mutasi gen mereka kembali pada satu burung yang mungkin telah hidup ratusan atau bahkan ribuan tahun yang lalu.

Selengkapnya baca di sini:

Kenapa Seluruh Tubuh Ayam Cemani Berwarna Hitam? Ini Penjelasannya

Temuan terbaru menunjukkan, efektivitas vaksin Covid-19 yang diproduksi Pfizer, BioNTech, Moderna, dan Johnson & Johnson menurun drastis ketika varian Delta melanda AS.

Menurut ahli biologi molekuler Indonesia Ahmad Utomo, studi yang dilakukan oleh tim peneliti dari Public Health Institute di Oakland, peneliti dari Veterans Affairs Medical Center di San Francisco, serta tim peneliti di University of Texas Health Science Center ini sangat bagus. Ahmad mengatakan, efektivitas vaksin yang dilihat dalam studi ini sebenarnya ada dua.

Pertama, ketika para subyek penelitian ini terinfeksi Covid-19.

"Terinfeksi ini ukurannya positif. Tapi positif Covid-19, tidak semuanya sakit kan, ada yang OTG," ungkap Ahmad kepada Kompas.com. Senin (8/11/2021).

"Yang kedua, yang dilihat adalah kematian," sambungnya.

Ahmad berkata, sebetulnya data tim peneliti ini menunjukkan bahwa memang efikasi vaksin dalam riset ini menurun tajam.

Namun perlu diingat, sebelum varian Delta muncul, kata Ahmad, Amerika sudah memiliki vaksin mRNA yang mampu mencegah penularan.

Sebelum varian Delta muncul, setelah orang-orang AS vaksin mereka percaya diri untuk membuka masker dan menjalani hari seperti sebelum pandemi.

"Tapi itu berubah setelah (varian) Delta muncul," ungkap Ahmad.

Selengkapnya baca di sini:

Studi AS Sebut Efikasi Vaksin Covid-19 Menurun Drastis, Apa Artinya?

Badan antariksa Amerika Serikat (NASA) berhasil mengungkap sisi gelap planet kerdil Pluto.

Dalam misi New Horizons NASA pada tahun 2015, wahana antariksa itu terbang melewati Pluto. Namun kemudian, wahana berbalik lagi untuk mengambil gambar bagian belakang Pluto.

Misi itu pun rupanya berjalan lancar dan berhasil memperlihatkan beberapa sisi gelap Pluto yang diterangi cahaya yang berasal dari satelit Pluto.

Satelit utama Pluto yang bernama Charon memiliki ukuran jauh lebih kecil dari satelit Bumi.

Namun ia bersinar dan lebih dekat ke Pluto, sehingga memberikan lebih banyak cahaya ke sisi Pluto yang menghadap jauh dari mahatari.

Mengutip New Scientist, Senin (8/11/2021) mengambil gambar Pluto dari luar orbitnya memang sulit karena pada posisi tersebut planet disinari oleh Matahari.

Selengkapnya baca di sini:

NASA Ungkap Sisi Gelap Pluto yang Tersembunyi, Seperti Apa?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Adblock test (Why?)


[POPULER SAINS] Hyperion, Pohon Tertinggi di Dunia | Arti Efikasi Vaksin Covid-19 Menurun - Kompas.com - KOMPAS.com
Read More

No comments:

Post a Comment

POPULER HARI INI: Ramalan Zodiak 4 Juli hingga Spoiler Drakor Alchemy of Souls - Pikiran Rakyat Bekasi - Pikiran Rakyat Bekasi

PR BEKASI - Berikut ini beberapa berita populer yang dirangkum untuk pembaca setia Pikiranrakyat-Bekasi.com pada Senin, 4 Juli 2022. Te...