Di era yang penuh ketidakpastian, kondisi finansial yang terjaga sangatlah penting. Untuk itu, semakin banyak orang yang melakukan investasi untuk persiapan masa depan dan memiliki dana cadangan.
Seiring dengan masyarakat yang semakin melek investasi, instrumen investasi yang ada pun semakin berkembang
Berbicara investasi, saat ini investasi ada banyak jenisnya, mulai dari Deposito, Saham, Emas, Reksa Dana, Properti, dan Obligasi Korporasi, hingga Surat Berharga Negara (SBN). Untuk mencari alternatif investasi yang aman, obligasi negara atau SBN ritel bisa menjadi pilihannya.
Instrumen surat utang atau SBN Ritel menjadi instrumen investasi yang digemari masyarakat. Pasalnya, kehadiran instrumen ini dijamin oleh undang-undang dan minim risiko dan menjadi salah satu pendalaman pasar keuangan.
Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, terdapat empat produk SBN Ritel yakni Obligasi Negara Ritel (ORI), Savings Bond Ritel (SBR) yang bersifat konvensional, serta Sukuk Negara Ritel (SR) dan Sukuk Tabungan (ST) yang berbasis syariah. Karena menyasar masyarakat umum, obligasi juga dapat dibeli dengan minimal pembelian Rp 1 juta.
SBN Ritel atau obligasi yang diterbitkan oleh negara lebih aman dibandingkan dengan obligasi korporasi. Sebab, pengembalian utang obligasi dijamin oleh negara melalui undang-undang. Setiap tahun, pemerintah menyiapkan alokasi khusus dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk membayar utang berupa obligasi sekaligus dengan pembayaran kuponnya. Sedangkan obligasi korporasi tergantung kepada kondisi kesehatan perusahaan tersebut. Jika sehat, maka pembayaran pokok obligasi berikut kuponnya dapat dilakukan.
Adapun keuntungan investasi di obligasi negara yakni turut terlibat secara aktif dalam membantu negara mencukupi kebutuhan pembiayaan. Hal tersebut disebabkan lantaran dana yang terkumpul dari para investor yang membeli obligasi akan digunakan oleh pemerintah untuk membiayai kebutuhan negara seperti kesehatan, pendidikan, pembangunan infrastruktur, dan lain sebagainya.
Selain itu, pihak investor juga mendapatkan keuntungan berupa kupon obligasi yang dibayarkan sebagai imbalan dari investasi yang telah diberikan.
Obligasi negara terus diminati, hal ini terlihat pada ORI020 yang diterbitkan pada Oktober lalu, jumlah new investor mencapai 38,7%. Hal ini ditunjang kebijakan Pemerintah dengan penurunan Pajak Penghasilan (PPh) atas bunga dan keuntungan Obligasi menjadi 10%, dari 15%. Peraturan ini telah berlaku untuk Obligasi Pasar Perdana dan Pasar Sekunder sejak 30 Agustus 2021 kemarin, sehingga ini menjadi saat yang tepat untuk investasi Obligasi.
Bagi yang tertarik berinvestasi Obligasi di BCA, dapat melakukan pembelian Obligasi Perdana dan sekunder melalui Aplikasi Welma atau KlikBCA Individu.
Bagi yang belum pernah membeli Obligasi di BCA sebelumnya, bisa pendaftaran identitas investor (SID) melalui Welma terlebih dahulu, sehingga dapat segera memanfaatkan promo bebas biaya transaksi pembelian Investasi Obligasi dan Reksa Dana di Welma. Ayo download aplikasi Welma yang sudah tersedia di Google Play Store dan App Store. Informasi selengkapnya tentang Welma, dapat dilihat di sini.
(adv/adv)
Populer di Masyarakat, Ini Keuntungan Investasi Obligasi - CNBC Indonesia
Read More
No comments:
Post a Comment