KOMPAS.com - Di balik mitos bisa mengusir setan, daun kelor rupanya digandrungi banyak orang karena memiliki segudang manfaat untuk kesehatan hingga dijuluki superfood.
Manfaat daun kelor untuk kesehatan menjadi salah satu berita populer Sains Kompas.com edisi Senin, (6/9/2021).
Selain manfaat daun kelor, dalam laporan terbaru IUCN dikatakan bahwa komodo masuk daftar terancam punah. Penurunan populasi komodo tak lepas dari masalah perubahan iklim dan campur tangan manusia. Tanggapan LIPI terkait permasalahan ini pun menjadi sorotan.
Kemudian topik misteri tubuh manusia kali ini membahas tentang apakah benar mencukur bisa membuat rambut tumbuh lebih lebat.
Masih soal Covid-19, studi terbaru menemukan satu lagi efek Long Covid, yakni kerusakan ginjal.
Baca juga: [POPULER SAINS] Virus Corona Sudah Ada Sejak 21.000 Tahun Lalu | Obat Herbal untuk Ejakulasi Dini
Dapatkan informasi, inspirasi dan insight di email kamu.
Daftarkan email
Berikut rangkuman singkatnya:
1. Manfaat daun kelor untuk kesehatan
Kelor bisa dibilang sumber pangan superfood karena kaya manfaat untuk kesehatan. Bahkan, Organisasi Pangan Dunia Food and Agriculture Organization (FAO) sempat memasukkan kelor sebagai Crop of the Month di tahun 2018.
Dilansir dari Medical News Today, 2 Januari 2020, daun kelor mengandung banyak sekali senyawa yang menyehatkan.
Kandungan yang terdapat dalam daun kelor adalah vitamin A, vitamin B1, vitamin B2, vitamin B3, vitamin C, folat, kalsium, kalium, besi, magnesium, fosfor, dan seng.
Selain itu, daun kelor juga mengandung lemak dalam kadar yang sangat rendah dan tidak memiliki kolesterol berbahaya.
Hampir seluruh bagian tumbuhan kelor dapat dijadikan obat tradisional, namun daun dan polongnya adalah bagian yang paling banyak digunakan. Daun kelor yang dikeringkan biasanya dijadikan suplemen makanan dalam bentuk kapsul.
Ada banyak sekali manfaat daun kelor, selengkapnya baca di sini:
Dijuluki Superfood, Ini Manfaat Daun Kelor untuk Kesehatan
2. Tanggapan LIPI soal Komodo masuk daftar terancam punah IUCN
Laporan terbaru International Union for Conservation of Nature (IUCN) menyatakan komodo terancam punah karena perubahan iklim.
Kenaikan suhu global dan permukaan air laut diperkirakan akan mengurangi habitat komodo, setidaknya hingga 30 persen dalam 45 tahun ke depan.
Menanggapi masuknya komodo dalam daftar merah, peneliti Herpetofauna Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Dr Evy Ayu Arida mengatakan bahwa status terancam punah yang dikeluarkan oleh IUCN adalah peringatan untuk kita dan pemerintah Indonesia.
"Perlu diketahui bahwa persebaran komodo ini memang sangat kecil, hanya ada di Indonesia, itu pun hanya di beberapa pulau yang bisa dihitung dengan jari, dan populasinya juga kecil," kata Evy saat dihubungi Kompas.com, Senin (6/9/2021).
Evy mengatakan berdasarkan data publikasi ilmiah, populasi komodo selama ini sekitar 2.500 individu. Data ini mungkin yang digunakan IUCN untuk menentukan kriteria komodo sebagai spesies terancam punah.
"Akan tetapi, sebenarnya data populasi komodo, lebih dari itu (lebih dari 2.500 individu). Hanya saja, (data) belum dipublikasikan," ungkap Evy.
Komodo masuk dalam daftar merah IUCN sebagai spesies terancam punah, menurut peneliti komodo di LIPI ini, memang sudah sewajarnya satwa endemik Indonesia tersebut ditempatkan dalam status tersebut.
Baca selengkapnya di sini:
Komodo Terancam Punah Masuk Daftar Merah IUCN, Ini Kata Peneliti LIPI
3. Mencukur bisa bikin rambut tumbuh tebal?
Banyak orang beranggapan, mencukur dapat membuat rambut menjadi lebih tebal. Benarkah hal itu?
Melansir The Healthy, Annie Gonzalez, MD, Dokter Kulit di Riverchase Dermatology, Miami, menegaskan bahwa anggapan mencukur dapat membuat rambut tumbuh lebih tebal hanyalah mitos.
“Memotong sebagian rambut tidak mengubah apa pun tentang proses pertumbuhan selanjutnya dan tidak ada ilmu yang mengatakan, rambut yang kembali tumbuh (akan menjadi) lebih tebal atau lebih gelap setelah bercukur,” kata dr. Gonzalez.
Menurut Best Medical Journal (BMJ), tindakan mencukur hanya mampu menghilangkan bagian rambut yang mati dan bukan bagian rambut hidup yang terletak di bawah permukaan kulit.
Karenanya, mencukur tidak mampu memengaruhi tingkat atau jenis pertumbuhan rambut yang akan datang.
Selengkapnya baca di sini:
Mencukur Dapat Membuat Rambut Tumbuh Lebih Tebal, Benarkah?
4. Efek Long Covid baru, kerusakan ginjal
Penelitian baru menemukan, orang yang dirawat di rumah sakit karena Covid-19, memiliki kemungkinan menderita kerusakan permanen pada ginjalnya.
Studi terhadap lebih dari 1,7 juta pasien dalam sistem Veteran AS menambah kekhawatiran tentang efek long Covid - terutama di antara orang yang cukup sakit sehingga perlu dirawat di rumah sakit.
Para peneliti menemukan, bahwa berbulan-bulan setelah infeksi awal mereka, para penyintas Covid-19 memiliki peningkatan risiko berbagai jenis kerusakan ginjal - mulai dari penurunan fungsi ginjal hingga gagal ginjal lanjut.
Orang yang pernah sakit parah akibat Covid-19 hingga membutuhkan perawatan ICU – memiliki risiko tinggi kerusakan ginjal jangka panjang.
Demikian pula, pasien yang mengalami cedera ginjal akut selama rawat inap Covid-19, mereka memiliki risiko lebih tinggi daripada pasien Covid-19 tanpa masalah ginjal selama mereka tinggal di rumah sakit.
Selengkapnya baca di sini:
Studi: Satu Lagi Efek Long Covid, Kerusakan Ginjal
[POPULER SAINS] Manfaat Daun Kelor | Tanggapan LIPI Soal Komodo Terancam Punah - Kompas.com - KOMPAS.com
Read More
No comments:
Post a Comment