KOMPAS.com - Menurut penelitian, bahan kimia yang dilepaskan saat satelit terbakar di atmosfer memengaruhi cahaya matahari yang diserap Bumi.
Ini adalah salah satu berita terpopuler Kompas.com edisi Rabu (9/6/2021) hingga Kamis (10/6/2021).
Selain itu, nanti sore ada fenomena Gerhana Matahari Cincin. Kita di Indonesia bisa menyaksikannya lewat internet, karena fenomena ini tidak tampak dari Indonesia.
Berita soal paus abu-abu yang melintasi setengah bumi hingga waktu terbaik menikah menurut ilmuwan juga menjadi berita populer lainnya.
Baca juga: [POPULER SAINS] Penyebab Kasus Covid-19 di Bangkalan Madura Naik | Makanan untuk Naikkan Berat Badan
Berikut ulasannya:
Terbakarnya satelit berdampak ke Bumi
Terima kasih telah membaca Kompas.com.
Dapatkan informasi, inspirasi dan insight di email kamu.
Daftarkan email
Dilansir Space.com, Senin (7/6/2021), para ilmuwan menyadari bahwa megakonstelasi satelit berpotensi mengubah kimia atmosfer bagian atas dibandingkan dengan keadaan alaminya.
Selain itu, pembakaran aluminium menghasilkan aluminium oksida - juga dikenal sebagai alumina - yang dapat memicu efek samping lebih lanjut yang belum diselidiki.
"Alumina memantulkan cahaya pada panjang gelombang tertentu dan jika Anda membuang cukup alumina ke atmosfer, Anda akan menciptakan hamburan dan akhirnya mengubah albedo planet ini," kata Boley.
Albedo adalah ukuran jumlah cahaya yang dipantulkan oleh suatu material.
Aluminium dari satelit yang masuk kembali ke atmosfer juga berpotensi merusak lapisan ozon, masalah yang diketahui umat manusia.
Baca penjelasan selengkapnya di sini:
Matinya Satelit Bisa Memengaruhi Cahaya yang Diserap Bumi, Kok Bisa?
Hari ini, fenomena Gerhana Matahari Cincin dapat disaksikan di sejumlah negara.
Indonesia tidak dapat menyaksikan fenomena ini karena tidak terkena penumbra atau pun antumbra bulan.
Kendati demikian, kita bisa menyaksikannya melalui link streaming. Setidaknya ada 4 kanal yang menyediakan siaran langsung untuk merekam fenomen ini.
Anda bisa melihatnya di artikel bawah ini:
5 Fakta Gerhana Matahari Cincin 10 Juni, Daerah yang Dilintasi hingga Link Streaming
Usia terbaik menikah menurut ahli
Sebuah penelitian yang dipimpin oleh Institute of Family Studies (IFS), University of Utah, melakukan pengamatan yang cermat melalui tingkat pernikahan dan perceraian di Amerika Serikat (AS).
Terkait pernikahan pertama, mereka mengungkapkan bahwa orang yang menikah di usia akhir 20-an memiliki kemungkinan bercerai yang paling kecil.
Pernikahan di usia remaja memiliki risiko perceraian tinggi.
Stigma sosial, pihak keluarga, dan kepribadian masing-masing individu kerap kali memicu perceraian yang cepat.
Sementara itu, secara rata-rata, tingkat perceraian mulai menurun pada pernikahan di usia 40-an.
Data ini didapatkan dari statistik pada tahun 1995. Kemudian, di tahun 2006 hingga 2010, banyak hal yang berubah.
Baca selengkapnya di sini:
Inilah Usia Terbaik untuk Menikah Menurut Para Ilmuwan
Paus abu-abu pecahkan migrasi mamalia, berenang melintasi setengah bumi
Seekor paus abu-abu (Eschrichtius robustus) berhasil memecahkan rekor migrasi mamalia yang terjauh.
Hal tersebut terungkap ketika antara Mei dan Juli 2013, ada seekor paus abu-abu terlihat di lepas pantai Namimbia.
Itu merupakan hal yang aneh, karena penampakan spesies langka tersebut di Samudra Atlantik. Padahal, biasanya spesies ini hidup terbatas di belahan bumi utara saja.
Mengutip New Scientist, Rabu (9/6/2021) Rus Hoelzel di Durham University, Inggris bersama rekan-rekannya pun kemudian menggunakan sampel jaringan yang dikumpulkan dari kulit paus dan menganalisis DNA-nya untuk melacak asal-usul paus.
Selengkapnya baca di sini:
Lintasi Setengah Bumi, Paus Abu-abu Pecahkan Rekor Migrasi Mamalia
[POPULER SAINS] Terbakarnya Satelit Berdampak ke Bumi | Link Streaming Gerhana Matahari Cincin Sore Ini - Kompas.com - KOMPAS.com
Read More
No comments:
Post a Comment